saat ini lagi rame-ramenya di TV pada ngebahas tentang UAN.
tentunya ini karena sebentar lg ank2 skul SMA n SMP pd mau nglaksanain.
dan tiap kali akan UAN,selalu membuat siswa/siswi ketakutan. Karena mereka takut,apakah LULUS atw TIDAK.
sbnarnya ga Fair jg sih,menilai kemampuan siswa hanya dengan melakukan UAN.
karena apa?perjuangan siswa/siswi selama 3 tahun,hnya ditentukan dgn 2jam saja.apa ini yg namanya fair?
krn di satu sisi,yg tau akan kemampuan siswa adalah guru sekolah mereka.jd jgn sama ratakan kemampuan siswa dgn standar nilai spti itu.
kita tengok saja sodara2 kita yg terletak di pelosok,dgn fasilitas sekolah yg sangat2 minim skali.apa mereka hrs dsama ratakan dgn yg ada di kota?
sungguh ironis sekali menyikapi sprti ini.
bahkan kita tau akibat dari tidak lulusnya siswa.mereka nekat melakukan tindak anarki dgn merusak sekolah mereka,bahkan ada yg sampe nekat bunuh diri karena malu mengetahui dirinya tidak lulus.
sangat tidak adil menurut saya.
kalo untuk meningkatkan SDM,saya rasa itu pcma.karena apa?kita ambil contoh wakil rakyat. Yang menurut mereka sudah mempunyai SDM yg layak untuk jadi wakil rakyat,eh malah bnyak yg melakukan KORUPSI!
apa ini mental seseorang yg dibilang memiliki “SDM” yg baik?kalo ternyta justru ga bermoral..
didiklah siswa/siswi sesuai dgn minat dan bakat nya.pendidikan formal itu memang perlu.
tapi,apabila siswa mempunyai bkat yg baik untuk disalurkan,pasti akan menjadi prestasi bukan?
tp itu semua kebijakan ada pada pemerintah.
disini saya sebagai penulis hanya mengutarakan pendapat saya saja.terserah org mau mnyikapi bgaimana.
karena percuma juga kita sekolah 3thn hnya ditentukan oleh wktu 2 jam.
sungguh ironis bukan?
tentunya ini karena sebentar lg ank2 skul SMA n SMP pd mau nglaksanain.
dan tiap kali akan UAN,selalu membuat siswa/siswi ketakutan. Karena mereka takut,apakah LULUS atw TIDAK.
sbnarnya ga Fair jg sih,menilai kemampuan siswa hanya dengan melakukan UAN.
karena apa?perjuangan siswa/siswi selama 3 tahun,hnya ditentukan dgn 2jam saja.apa ini yg namanya fair?
krn di satu sisi,yg tau akan kemampuan siswa adalah guru sekolah mereka.jd jgn sama ratakan kemampuan siswa dgn standar nilai spti itu.
kita tengok saja sodara2 kita yg terletak di pelosok,dgn fasilitas sekolah yg sangat2 minim skali.apa mereka hrs dsama ratakan dgn yg ada di kota?
sungguh ironis sekali menyikapi sprti ini.
bahkan kita tau akibat dari tidak lulusnya siswa.mereka nekat melakukan tindak anarki dgn merusak sekolah mereka,bahkan ada yg sampe nekat bunuh diri karena malu mengetahui dirinya tidak lulus.
sangat tidak adil menurut saya.
kalo untuk meningkatkan SDM,saya rasa itu pcma.karena apa?kita ambil contoh wakil rakyat. Yang menurut mereka sudah mempunyai SDM yg layak untuk jadi wakil rakyat,eh malah bnyak yg melakukan KORUPSI!
apa ini mental seseorang yg dibilang memiliki “SDM” yg baik?kalo ternyta justru ga bermoral..
didiklah siswa/siswi sesuai dgn minat dan bakat nya.pendidikan formal itu memang perlu.
tapi,apabila siswa mempunyai bkat yg baik untuk disalurkan,pasti akan menjadi prestasi bukan?
tp itu semua kebijakan ada pada pemerintah.
disini saya sebagai penulis hanya mengutarakan pendapat saya saja.terserah org mau mnyikapi bgaimana.
karena percuma juga kita sekolah 3thn hnya ditentukan oleh wktu 2 jam.
sungguh ironis bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar